Jumat, 15 Juni 2018

LKP Yayasan Nurul Jadid Wakatobi - Tiga Kandungan Makna Idul Fitri

LKP Yayasan Nurul Jadid Wakatobi - Shalat Idul Fitri 1439H/2018M

Wangi-Wangi, 15 Juni 2018
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Yayasan Nurul Jadid Wakatobi mengikuti pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1439H/2018M bersama kaum muslimin dan muslimat secara berjamaah bertempat di Lapangan Merdeka Wangi -Wangi Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara pada hari Jum'at, 15 Juni 2018
Syukur Alhamdulillah Pimpinan LKP Yayasan Nurul Jadid Wakatobi La Umuri mendapat amanah dari PHBI memimpin Takbir, sesaat sebelum pelaksanaan Sholat ID di Mimbar tempat khatib menyampaikan Khutbah Idul Fitri 1439H/2018M, 
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laailaaha Illallah Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd 
Ustd. Harman Selo, S.Pd.I.,S.HI, bertindak sebagai Imam Sholat Idul Fitri dan Dr. Abd. Wahab, M.Pd, sebagai Khatib
Abd. Wahab dalam khutbahnya mengingatkan kepada masyarakat muslim Wakatobi bahwa Kabupaten Wakatobi tidak hanya dikenal dunia dengan peradaban budaya dan kemaritimannya tetapi juga dengan Keulamaannya sebagaimana yang telah ditunjukkan dan diajarkan oleh KH. Abdul Syukur, KH. Ibrahim, KH. Asy'ari dan beberapa ulama lainnya penyebar Islam Wakatobi. Saya berharap generasi muda Wakatobi perlu mengikuti jejak ulama Wakatobi guna mewujudkan Kabupaten Wakatobi Maritim, Sejahtera dan Berdaya Saing
La Umuri Ketua LKP Yayasan Nurul Jadid Wakatobi mengatakan bahwa momen indah saat lebaran adalah ketika berkumpul bersama keluarga dan saling maaf memafkan atas segala salah dan dosa.

Tiga Kandungan Makna Idul Fitri

    Fitrah mempunyai tiga arti yaitu suci, asal kejadian, dan agama yang benar. Kalau memahami bahwa idul fitri kembali kepada kesucian, suci itu sendiri mempunyai tiga makna yaitu indah, baik dan benar.
Menurut pakar tafsir Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab ( Membumikan Al-Qur'an, 1999), seseorang yang beridul fitri dia akan selalu menjaga keindahan dalam setiap aspek kehidupan, selalu berusaha mencari kebenaran, dan selalu menampilkan kebaikan
    Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW bersabda, Ad-Din Al-Muamalah. Nasihat menasihati dan tenggang rasa juga termasuk ajaran agama karena Nabi juga bersabda, Ad-Din Al-Nashihah. Dengan demikian, setiap yang ber-idul fitri harus sadar bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan, dan dari kesadarannya itu ia bersedia untuk memberi dan menerima maaf
Fitrah yang juga berarti kesucian dapat dipahami dan dirasakan maknanya pada saat seorang hamba duduk merenung sendirian. Ketika pikiran mulai tenang, kesibukan hidup atau haru hati telah dapat teratasi, akan terdengar suara nurani yang mengajaknya berdialog, mendekat bahkan menyatu dengan suatu totalitas wujud Yang Maha Mutlak, yang mengantarnya untuk menyadari betapa lemahnya manusia di hadapan-Nya, dan betapa kuasa dan perkasanya Yang Maha Agung itu.
    Suara yang didengar itu adalah suara fithrah manusia, suara kesucian. Setiap orang memiliki fithrah itu, terbawa serta olehnya sejak kelahiran, walaupun sering terabaikan karena kesibukan dan dosa-dosa sehingga suaranya begitu lemah hanya sayup-sayup terdengar. Suara itulah yang dikumandangkan pada Idul Fitri, yakni Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Jika kalimat pengagungan Allah itu tertancap dalam jiwa, maka akan hilanglah segala ketergantungan kepada unsur-unsur lain selain Allah semata. Tiada tempat bergantung, tiada tempat menitipkan harapan, tiada tempat mengabdi, kecuali kepada-Nya. Ketika hal itu terjadi pada seseorang, terjadilah apa yang seperti dilukiskan oleh ulama kenamaan Ibnu Sina dalam Al-Isyarat wa Tanbihat (Disadur dari Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kutub Al-Lubnaniy, 1982) sebagai berikut :
    Orang tersebut menjadi arif, yang bebas dari ikatan raganya. Dalam dirinya terdapat ikatan yang tersembunyi, namun pada dirinya sendiri tampak sebagai sesuatu yang nyata. Ia selalu gembira, banyak senyum. Betapa tidak, sejak ia mengenal-Nya, hatinya dipenuhi oleh kegembiraan. Dengan melihat Yang Maha Suci, semua dianggapnya sama, karena memang semua makhluk Allah. Semua wajar mendapatkan Rahmat, baik yang taat maupun yang bergelimang dosa. Ia tidak akan mengintip-intip kelemahan orang, tidak pula mencari kesalahannya. Ia tidak akan marah, tidak pula tersinggung, walaupun melihat yang mungkar sekalipun, karena jiwanya selalu diliputi Rahmat dan kasih sayang, dan karena ia memandang keindahan, ia melihat sir Allah (rahasia Allah) terbentang kedalam qudrat-Nya. Bila ia mengajak kepada kebaikan, ia akan melakukannya dengan lemah lembut, tidak dengan kekerasan, tidak pula dengan kecaman, kritikan yang melukai atau ejekan. Ia akan selalu menjadi pemaaf. Betapa tidak, sedang didadanya sedemikian lapang, sehingga tidak ada tempat bagi kesalahan orang lain. Ia tidak akan menjadi pendendam. Bagaimana ia mampu mendendam, sedang seluruh ingatannya hanya tertuju kepada Yang Maha Suci lagi Maha Agung itu
    Seseorang yang ber-idul fitri juga seseorang yang berilmu, karena kebenaran yang terkandung dalam makna suci merupakan buah dari pencarian ilmu. Ia juga bisa dikatakan sebagai seorang seniman karena mengekspresikan keindahan. Seseorang yang ber-idul fitri juga manusia budiman karena dengan berbuat kebaikan, ia merupakan seorang yang budiman.
Sebab itu, ketika seorang merayakan idul fitri, dia akan berusaha dalam suasana kegiatannya agar menjadi benar, baik, dan indah. Pada hakikatnya ketika seseorang ber-idul fitri, umat islam mengenakan pakaian takwa, pakaian yang mereka tenun selama bulan Ramadhan, sekaligus pakaian yang mestinya mereka pakai sepanjang waktu, khususnya setelah manusia menempa diri selama sebulan penuh berpuasa
    Dalam konteks ini, manusia harus mengingat pesan ilahi, " Janganlah kamu menjadi seperti seorang perempuan dalam cerita lama, mengurai kembali tenunnya, sehelai demi sehelai benang dalam tenunannya."
Artinya, jangan sampai setelah mencapai fithrah, manusia melepaskan kendali sehingga kita kembali melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama
Dengan memasuki idul fitri atau dengan memasuki bulan syawal yang artinya meningkat, manusia diharapkan meningkatkan segala keindahan, kebenaran, kebaikannya, dan meningkatkan ilmunya.
Demikianlah makna kesyukuran kepada Allah SWT dan makna dibalik hakikat idul fitri.
sumber https://www.nu.or.id/post/read/91884/tiga-kandungan-makna-idul-fitri 

Ingin ke Baitullah ...?

    Mari umrah bersama kami melalui program unggulan Yayasan Nurul Jadid Wakatobi. Kami akan  bimbing sepenuh hati bersama bapak  H. La Umuri, S.Pd.I.,M.M.Pd.,M.M, Pembimbing Manasik Haji Profesional Bersertifikat Kementerian Agama RI Nomor : B.11.016/DJ.II.I/HJ.01/12/2019, dan REGISTER Nomor : 211120195012 Tanggal 11 Desember 2019. 

    Informasi dan pendaftaran, H. La Umuri, WA 082296186005, Alamat Jalan Teekosapi Nomor 71 Kelurahan Wanci Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Semoga Allah mudahkan untuk berangkat ibadah ke tanah suci dan Allah berkahi. Aamiin.

    Pendaftaran Umrah cukup DP. Rp.5.000.000, (Lima Juta Rupiah) dan pelunasan satu bulan sebelum keberangkatan.


TERBUKA PELUANG UNTUK BERINVESTASI AKHIRAT, Ayo...! Buruan...

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat- gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Menerima Donasi : Zakat Infak dan Shadaqah (ZIS) untuk disalurkan kepada yang berhak menerimanya.
Donasi terbaik anda sangat berarti dan bermanfaat bagi  saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, Donasi dapat disalurkan melalui Rekening BSI (Bank Syariah Indonesia)

Penyembelihan Hewan Kurban

Nomor Rekening  : 1112234345, Atas Nama : Yayasan Nurul Jadid Wakatobi
Info dan Konfirmasi : 082296186005 (La Umuri) 

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Salam Pongingila " Semua BISA Berdonasi "

Tambah Komentar Tutup Komentar

Disqus Comments